Teori Nilai Menurut Para Ahli - LELUHUR

LELUHUR

memayu hayuning bawono

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Teori Nilai Menurut Para Ahli

Teori Nilai Menurut Para Ahli

Share This

Hubungan antara kapitalis dan buruh yaitu kapitalis memiliki modal atau bisa disebut dengan pemilik modal, sedangkan buruh hanya memiliki tenaga, pemikiran kapitalis yaitu “bagaimana modal yang dimilikinya dapat berkembang dan memiliki nilai atau keuntungan”
yaitu dengan memperkerjakan kaum buruh, sehingga hasil produksi yang dihasilkan oleh kaum buruh dengan tangan kecil dan kotornya dapat dijual dipasaran dengan harga yang tinggi,namun harga tingi tersebut tidak sesuai dengan upah yang diterima buruh, sebagai contoh : seorang buruh di upah Rap 3000,00 setiap sepasang sepatu yang dihasilkanya, namun ketika hasil dari buruh yang berupa sepatu tersebut di jual ke “Pasar” maka harga sepatu tersebut berkisar Rp 200.000. Maka terjadi selisih antara upah buruh dengan hasil dari keringat buruh yang dijual oleh sang kapitalis sebesar Rp 197.000 , itulah yang dimaksud dengan teori “surplus value” . yang terjadi ialah terjadi jurang kemiskinan antara buruh dan kapitalis,  semakin rendah buruh maka penghisapan terhadap keringat buruh tersebut semakin besar, serta keuntungan yang dimiliki oleh sang kapitalis akan semakin besar pula. Sang kapitalis bahkan dapat menyebarluaskan perusahaanya ke daerah lain untuk menghisap buruh-buruh di daerah yang di singgahinya.

Teori Nilai Lebih Karl Max

Karl Marx dilahirkan di Trier Jerman, daerah Rhine tahun 1818. Berasal dari keluarga borjuis dan berpendidikan. Pada usia 18 Marx belajar hukum di universitas Bonn, kemudian pindah ke Universitas Berlin. Disana, sewaktu Marx masih muda, begitu terkesima dengan filsafat Hegel, dimana ketika itu arus besar pengikut Hegel begitu meluas. Padangan Hegel yang terkenal Idealistik, dimana dia percaya bahwa kekuatan yang mendorong perubahan sejarah adalah munculnya ide-ide dengan mana roh akal budi menjadi lebih lengkap manifestasinya.
Gagasan Marx dalam hal ini selanjutnya dikenal dengan istilah “surplus Value” atau teori nilai lebih yaitu pertukaran yang tidak proporsional antara nilai pakai dan nilai tukar. Dalam hal ini keuntungan yanng lebih besar dimiliki oleh para kapitalis, dan buruh tidak berkuasa atas nilai lebih yng telah dihasilkannya sebagai tenaga kerja.
Ketika Marx hidup waktu Di Eropa sedang terjadi revolusi industri, lalu dalam hal ini Marx melakukan kritik atas ekspansi kapitaslis dan korelasinya dengan krisis ekonomi. Menurut marx penggunaan mesin baru yang hemat buruh merusakkan keseimbangan antara kemampuan produktif dan permintaan, dan karena itu mempercepat krisis ekonomi. Selain itu juga menurut marx eskpansi Kapitalis akan membuat individu-individu semakin teralienasi. Dan paradoks atas kapitalisme akan muncul

Pada mulanya, Marx membahas proses kerja, suatu kegiatan produksi nilai-pakai. Kerja adalah syarat eksistensi manusia yang abadi dan alamiah . marx menyatakan bahwa tujuan berproduksi adalah sebagian dari “sifat alamiah manusia” pada para pekerja menderita ‘penyimpangan’ di dalam sistem kapitalis, sebab tujuan kerjanya dipaksakan atas mereka. Kerja produksi mereka lebih merupakan bukan keinginan mereka sendiri
Tenaga kerja yang telah dipergunakan sebagai kerja yang sesungguhnya, menciptakan nilai baru dan nilai lebih. Bagian dari kapital yang telah dikeluarkan lebuh dulu untuk membeli tenaga-kerja, bertambah besar nilainya selama dalam proses- produksi, sehingga Marx menamakan kapital variabel (berubah). Variabel di sini tidak ada hubungannya dengan perubahan-perubahan dari satu siklus (daur) produksi selanjutnya. Tahapan ini membahas apa yang terjadi pada nilai kapital pendahulunya selama satu kali proses-produksi.
Membahas waktu-kerja seorang pekerja, Marx membaginya menjadi dua bagian, dinyatakan dengan V dan S. Lamanya kerja di mana pekerja menghasilkan nilai baru adalah sama dengan apa yang ia terima sebagai nilai baru adalah sama dengan apa yang ia terima sebagai nilai dari tenaga kerja. Marx menamakan kerja-wajib (necessary-labour). Selebihnya ia namakan, kerja-lebih (surplus-labour). Jadi jelas bahwa rasio dari kerja-lebih dengan kerja, sama dengan s/v. Dan itulah rate dari teori nilai-lebih.

Teori Nilai Tambah Haller dan Stolowy

Definisi Dari - Nilai tambah (value added) adalah selisih penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku dan pembelian material pendukung. Lalu apa maksud dengan nilai tambah sesunggguhnya baik itu secara umum dan menurut para ahli, karena sesuatu yang memiliki nilai tambah (VA) adalah nilai Standard.
Menurut Haller dan Stolowy (1995) Value Added (VA) atau Nilai Tambah adalah pengukuran performance entitas ekonomi yang memiliki sejarah panjang pada aplikasinya dalam ilmu ekonomi. Arti nilai tambah adalah perbedaan antara nilai dari output suatu perusahaan atau suatu industri, yaitu total pendapatan yang diterima dari penjualan output tersebut, dan biaya masukan dari bahan-bahan mentah, komponen-komponen atau jasa-jasa yang dibeli untuk memproduksi komponen tersebut.
Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan oleh suatu perusahaan ke bahan-bahan dan jasa-jasa yang dibelinya melalui produksi dan usaha-usaha pemasarannya. Nilai tambah diketahui dengan melihat selisih antara nilai output dengan nilai input suatu industri.
Value added (VA) merupakan konsep utama pengukuran income suatu negara. Konsep ini secara tradisional berakar pada ilmu ekonomi makro, terutama yang berhubungan dengan penghitungan pendapatan nasional yang diukur dengan performance produktif dari ekonomi nasional yang biasanya dinamakan Produk Nasional atau Produk Domestik.

Return on value added (ROVA) adalah salah satu alat ukur yang membagi laba bersih sebelum pajak dengan nilai tambah dan mengubah hasil yang diperoleh ke dalam bentuk prosentase.
Nilai tambah ekonomi adalah nilai tambah yang dapat diukur dengan cara moneter, sedangkan nilai mental dan spiritual tidak dapat diukur dengan cara demikian. Dalam arti utuh, nilai tambah syar’ah meliputi semua nilai tambah (ekonomi, mental, spiritual) yang dibutuhkan, diproses dan didistribusikan secara halal. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja.

Teori ekonomi Klasik Adam smith

Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijksanaan laissez-faire sekaligus merupakan Bapak ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah buku terkenal oleh Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai ekonomi klasik. Inspirasi dari buku ini tidak lain berasal dari gurunya sewaktu menuntut ilmu di Universitas Glasgow yakni Francis Hutcheson dan teman kuliahnya David Hume (Becker, 2007). Tulisan Smith juga terdiri dari penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan merkantilis dan fisokrat yang disentiskannya dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi.
Perbedaan pendapat antaara Smith dan kamu merkantilis salah satunya mengenai faktor yang menentukan kemakmuran, dimana kaum merkantilis percaya bahwa alamlah yang menentukan tingkat kemakmuran. Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat kemakmuran adalah kemampuan manusia sendiri sebagai faktor produksi. Pembahasan Smith lebih banyak bersifat mikro dengan penekanan pada penentuan harga yang dilakukan dengan pendekakatan deduktif beserta dengan penjelasan historisnya. Smith berpandangan optimis tentang masa depan dunia. Fokus utamanya adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan prilaku yang baik, menabung dan berinvestasi, perdagangan dan divisi kerja, pendidikan dan pembentukan kapital, serta pembuatan teknologi baru. Beliau lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran ketimbang membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).

Teori Sosial Max Weber

Max  weber  sangat  konsisten  dengan  ilmu-ilmu  yang  diterapkannya,  ini terlihat  dari  metode-metode  ilmiahnya yang  ia  kemukakan.  Dari objek  dan  metode  mengenai  tindakan sosial,  Verstehen,  tipe ideal,  dan  yang akan  di bahas  dalam  artikel  ini  yaitu  mengenai  bebas  nilai. Sebelum  membahas  masalah  pokok  mengenai  bebas  nilai  menurut  weber  saya  akan  terlebih  dahulu  membahas  mengenai  tentang  tindakan  sosial,  verstehen,  dan  tipe  ideal  menurut  weber.

Mengenai  teori  objek  dan  metode  sosial  ini  weber  punya  pandagan  tersendiri,  berbeda dengan  pendapat  Durkheim  yang  mengatakan  bahwa  objek  sosiologi  adalah  fakta  sosial.  Weber  berpendapat  bahwa  objek  sosiologi  adalah  tindakan  sosial.  Menurut  nya,  tindakan manusia  yang  berhubungan  dengan  sesuatu  secara  subyektif  dan  memiliki  maksud  dan makna  tertentu.  Jadi  yang  termasuk  ketegori  tindakan  sosial  bukanlah  tindakan  objek-objek  bukan  manusia,  seperti  bertukang  kayu  atau  tindakan  bathiniah  seperti  meditasi. Tindakan  sosial  selalu  merupakan  kegiatan  individu  dan  tidak  pernah  merupakan  kegiatan kelompok-kelompok  seperti gereja,  negara,  perkumpulan  perusahaan  dan  sebagainya.
Kemudian  mengenai  teori  objek  dan  metode  verstehen  weber  memiliki  pandangan  bahwa  sosiologi  adalah  ilmu  yang   bermaksud  memahami  tindakan  sosial  dengan  jalan menginterpretasikannya  dan  menjelaskan  menurut  sebabnya.  Penginterpretasian  itu berhubungan  dengan  arti  subyektif  dari  tindakan  sosial.
Sedangkan  mengenai  teori  objek  dan  metode  tipe  ideal  disini  weber  menjelaskan  tentang  ilmu  pengetahuan .  weber  menjelaskan  bahwa  Ilmu  pengetahuan  adalah  pengaturan kenyataan   empiris  dengan  jalan   berfikir.  Suatu  tipe  ideal   diperoleh  dengan  penekanan sepihak  kepada  satu  atau   beberapa  titik  pandangan  dan  dengan  penggabungan  sejumlah gejala  terpisah-pisah  yang  berbeda  satu  sama  lain.  Tipe  ideal  adalah  suatu  alat  bantu. Tipe  itu  menciptkan  ketertiban  di  dalam  gejala-gejala  dan  orang  juga  dapat membandingkan  kenyataan  empiris  secara  sistematis  terhadap  sebuah  kenyataan. Inilah  beberapa  pandangan  weber  yang  disumbangkan  untuk  ilmu  sosiologi.

Literatur:
Becker, Gary.S., 2007. Economic Theory. New Jersey:Transaction Publishers.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages